(الثاني: إنها جماعة أئمة العلماء المجتهدين، فمن خرج مما عليه علماءُ الأُمة مات مِيتة جاهلية، لأنَّ جماعة اللهِِ العلماء، جعلهم اللهُ حجة على العالَمين، وذلك أن العامة عنها تأخذ دينها، وإليها تَفْزَع من النوازل، وهي تبعٌ لها.
فعلى هذا القول لا يدخل أحد من المبتدعين،
لأنَّ العالِم أوَّلاً لا يبتدع، وإنَّما يبتدعُ من ادَّعى لنفسه العلم وليس كذلك،
ولأنَّ البدعة قد أخرجته عن نمطِ من يُعْتَدُّ بأقواله، وهذا بناء على القول بأن المبتدع لا يُعتَدُّ به في الإجماع وإن قيل بالاعتداد بهم فيه، ففي غير المسألة التي ابتدع فيها، لأنَّهم في نفس البدعة مخالِفون للاجماع: فعلى كلِّ تقدير لا يدخلون في السواد الأعظم رأساً
Kedua : "Sesungguhnya Al Jama'ah Ialah para imamnya ulama mujtahid, barang siapa yang keluar dari apa yang ditempuh para ulama tersebut, maka ia mati dalam keadaan jahiliyyah, karena Al Jama'ahnya Allah adalah Jama'ah para ulama. Allah menjadikan mereka hujjah atas 'alam (manusia), demikian itu karena orang-orang awam mengambil agamanya (dari para ulama) kepada mereka (para 'ulama) segala perkara yang muncul di kembalikan"
Maka atas pendapat ini, tidak masuklah seorangpun dari mubtadi' (ahli bid'ah), hal ini karena :
(Pertama) : Orang yang berilmu ('ulama) tidak akan berbuat bid'ah, dan sesungguhnya Ahlul Bid'ah mengaku dirinya berilmu padahal tidak (berilmu)
(Kedua) : Karena bid'ah akan mengeluarkan seseorang dari sekelompok orang yang perkataannya bisa dipegang, prinsip ini dibangun atas pendapat yang menyatakan "ahlul bid'ah tidak diperhitungkan dalama masalah ijma' ", dan jika mereka masih diperhitungkan, maka hal tersebut adalah apa yang berada diluar perbuatan bid'ah mereka, karena dengan bid'ah tersebut mereka menyelisihi ijma', sehingga dalam semua keadaan secara langsung tidak memasukkan mereka (ahli bid'ah) dalam as-sawadhul a'zham
b e r s a m b u n g...............................
Dinukil Dari Kitab Mukhtashor Kitabul I'tishom Imam Asyathibi rahimahumullahu
peringkas Alawi bin Abdul Qodir As-Saqqaf
halaman 135
bab في السبب الذي لأجله افترقت فِرَقُ المبتدعة عن جماعة المسلمين
فعلى هذا القول لا يدخل أحد من المبتدعين،
لأنَّ العالِم أوَّلاً لا يبتدع، وإنَّما يبتدعُ من ادَّعى لنفسه العلم وليس كذلك،
ولأنَّ البدعة قد أخرجته عن نمطِ من يُعْتَدُّ بأقواله، وهذا بناء على القول بأن المبتدع لا يُعتَدُّ به في الإجماع وإن قيل بالاعتداد بهم فيه، ففي غير المسألة التي ابتدع فيها، لأنَّهم في نفس البدعة مخالِفون للاجماع: فعلى كلِّ تقدير لا يدخلون في السواد الأعظم رأساً
Kedua : "Sesungguhnya Al Jama'ah Ialah para imamnya ulama mujtahid, barang siapa yang keluar dari apa yang ditempuh para ulama tersebut, maka ia mati dalam keadaan jahiliyyah, karena Al Jama'ahnya Allah adalah Jama'ah para ulama. Allah menjadikan mereka hujjah atas 'alam (manusia), demikian itu karena orang-orang awam mengambil agamanya (dari para ulama) kepada mereka (para 'ulama) segala perkara yang muncul di kembalikan"
Maka atas pendapat ini, tidak masuklah seorangpun dari mubtadi' (ahli bid'ah), hal ini karena :
(Pertama) : Orang yang berilmu ('ulama) tidak akan berbuat bid'ah, dan sesungguhnya Ahlul Bid'ah mengaku dirinya berilmu padahal tidak (berilmu)
(Kedua) : Karena bid'ah akan mengeluarkan seseorang dari sekelompok orang yang perkataannya bisa dipegang, prinsip ini dibangun atas pendapat yang menyatakan "ahlul bid'ah tidak diperhitungkan dalama masalah ijma' ", dan jika mereka masih diperhitungkan, maka hal tersebut adalah apa yang berada diluar perbuatan bid'ah mereka, karena dengan bid'ah tersebut mereka menyelisihi ijma', sehingga dalam semua keadaan secara langsung tidak memasukkan mereka (ahli bid'ah) dalam as-sawadhul a'zham
b e r s a m b u n g...............................
Dinukil Dari Kitab Mukhtashor Kitabul I'tishom Imam Asyathibi rahimahumullahu
peringkas Alawi bin Abdul Qodir As-Saqqaf
halaman 135
bab في السبب الذي لأجله افترقت فِرَقُ المبتدعة عن جماعة المسلمين
