Senin, 08 Juni 2009

Cerita Populer Di Pengajian

KISAH SAKARATUL MAUTNYA ALQAMAH

Dari Abdullah bin Abi Aufa, ia berkata: Kami pernah berada di sisi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu datanglah seseorang, ia berkata, “Ada seorang pemuda yang nafasnya hampir putus, lalu dikatakan kepadanya, ucapkanlah Laa ilaaha illallah,akan tetapi ia tidak sanggup mengucapkannya.” Beliau bertanya kepada orang itu,” Apakah anak muda itu shalat?” Jawab orang itu,”Ya.” Lalu Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bangkit berdiri dan kami pun berdiri besama beliau, kemudian beliau masuk menemui anak muda itu, beliau bersabda kepadanya,”Ucapkan Laa ilaaha illallah.” Anak muda itu menjawab, “Saya tidak sanggup.” Beliau bertanya, “Kenapa?” Dijawab oleh orang lain, “Dia telah durhaka kepada ibunya.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apakah ibunya masih hidup?” Mereka menjawab, “Ya”. Beliau bersabda, “Panggillah ibunya kemari,” Lalu datanglah ibunya, maka belaiu bersabda, “Ini anakmu?” Jawabnya, “Ya.” Beliau bersabda lagi kepadanya, “Bagaimana pandanganmu kalau sekiranya dibuat api unggun yang besar lalu dikatakan kepadamu: Jika engkau memberikan syafa’atmu (pertolonganmu -yakni maafmu-) kepadanya niscaya akan kami lepaskan dia, dan jika tidak pasti kami akan membakarnya dengan api, apakah engkau akan memberikan syafa’at kepadanya?” Perempuan itu menjawab, “Kalau begitu, aku akan memberikan syafa’at kepadanya.” Beliau bersabda,” Maka Jadikanlah Allah sebagai saksinya dan jadikanlah aku sebagai saksinya sesungguhnya engkau telah meridlai anakmu.” Perempuan itu berkata, “Ya Allah sesungguhnya aku menjadikan Engkau sebagai saksi dan aku menjadikan Rasul-Mu sebagai saksi sesungguhnya aku telah meridlai anakku”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada anak muda itu, “Wahai anak muda ucapkanlah Laa ilaaha illallah wahdahu laa syarikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu,” Lalu anak muda itupun dapat mengucapkannya. Maka bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dengan sebab aku dari api neraka.”

SANGAT LEMAH. Telah diriwayatkan oleh Thabrani di kitabnya Al Mu’jam Kabir dan Imam Ahmad meriwayatkan dengan ringkas. Demikian keterangan Al Imam Mundzir di kitabnya At Targhib wat Tarhib juz 3 hal. 331

Saya berkata : Imam Ahmad telah meriwayatkan di Musnad-nya juz 4 hal. 382 dari jalan Faa-id bin Abdurrahman dari Abdullah bin Aufa dengan ringkas.

Al Imam Ibnul Jauzi telah meriwayatkan hadist di atas di kitabnya Al-Maudlu’aat juz 3 hal.87 dari jalan Faa-id seperti diatas.

Berkata Abdullah bin Ahmad (anaknya Imam Ahmad yang meriwayatkan kitab Musnad bapaknya) setelah meriwayatkan hadist di atas yang ia dapati di kitab bapaknya bahwa bapaknya tidak ridla terhadap hadistnya Faa-id bin Abdurrahman atau menurut beliau bahwa Faa-id bin Abdurrahman itu Matrukul hadist.

Berkata Al Imam Ibnul Jauzi setelah meriwayatkan hadist di atas, “Hadist ini tidak sah datangnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan di dalam sanadnya terdapat Faa- id, telah berkata Ahmad bin Hambal : Faa-id matrukul hadist. Dan telah berkata Yahya (bin Ma’in): Tidak ada apa-apanya. Berkata Ibnu Hibban: Tidak boleh berhujjah dengannya. Berkata Al ‘Uqailiy: Tidak ada mutabi’nya (pembantunya) di dalam hadist ini dari rawi yang seperti dia.”

Saya berkata : Tentang Faa-id bin Abdurrahman seorang rawi yang sangat lemah telah lalu sejumlah keterangan dari para Imam ahlul hadist di hadist kedua (no.2) dari kitab hadist- hadist dla’if dan maudlu. Silahkan meruju’ bagi siapa yang mau. Hadist Alqamah batil bila ditinjau dari matannya. Karena tidak ada seorang pun Shahabat yang datang dari hadist-hadist yang sah yang durhaka kepada orangtuanya istimewa kepada ibunya. Bahkan ada sebaliknya, bahwa mereka adalah orang-orang yang sangat berbuat kebaikan (birrul walidain) kepada orang tua mereka apalagi kepada ibu mereka.

[Disalin dari buku Kisah Tsa’labah dan Al-Qamah. Penulis Abdul Hakim bin Amir Abdat, Penyunting Tim Darul Qolam, Penerbit Darul Qalam –Jakarta, Cetakan I – Th. 1422H/2002M]

===================================================================

Sumber

http://abu-yahya.blog.friendster.com/2008/10/kisah-tsalabah-bin-hathib-al-anshariy-dan-kisah-sakaratul-mautnya-al-qomah/